Creative Youth for Tolerance (Create) atau Kreativitas Orang Muda untuk Toleransi kembali menyelenggarakan “Create Moments” edisi kedua di Unicorn Creative Space Surabaya, pada Kamis (22/9/2022).
Ratu Fitri Field Officer Create, mengatakan bahwa acara ini merupakan pameran seni dan budaya untuk merayakan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Mengangkat tema Kreasi Budaya Remaja (Aksara), acara ini diselenggarakan dari 22 – 25 September mendatang.
“Tema yang diambil itu Aksara, karena anak-anak muda sekarang kadang tidak dianggap dan suaranya tidak didengarkan. Nah, kita ini mengapresiasi, bahwa suara anak-anak muda itu juga bermakna, memiliki keresahan akan apa yang terjadi di sekitar dan itu valid. Mereka justru memikirkan panjang akan isu-isu seperti kesetaraan gender bahkan kesehatan mental juga,” ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa acara ini juga untuk meningkatkan pemahaman dan nilai-nilai toleransi terhadap masyarakat, khususnya anak muda.
“Seperti yang kita tahu, sekarang banyak kekerasan, bullying, dan kita ingin menyuarakan itu agar pemerintah atau pemangku kebijakan yang lain bisa mengambil langkah yang lebih tepat soal masalah itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ilham Saenong Project Manager Create, mengapresiasi semangat dan kreativitas siswa SMA dan Madrasah Aliyah yang mengikuti acara ini.
“Kita perlu lebih banyak suara dan ekspresi dari anak muda tentang persoalan yang mereka hadapi. Karya-karya siswa di SMA dan Madrasah Aliyah selama pameran ini memberi pesan bahwa anak muda dapat menjadi duta toleransi secara kreatif dan mengesankan. Apalagi dengan masih banyaknya diskriminasi dan kekerasan dalam dunia pendidikan hingga kini,” ucapnya.
Menurutnya, Create Moments telah menjadi ruang untuk mengapresiasi karya seni yang dihasilkan oleh para seniman muda dari SMA. Yakni, melalui pameran ini, siswa sebagai seniman muda diajak untuk merefleksikan diri mereka dalam menyikapi isu intoleransi di lingkungan terdekatnya untuk disalurkan melalui pendekatan seni dan budaya.
Pada pembukaan acara ini, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Provinsi Jawa Timur, melalui Rukmini Ambarwati Pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, juga menyampaikan pentingnya pendidikan yang diselenggarakan dengan kreatif dan inovatif, serta mengindahkan toleransi dan perdamaian.
“Intoleransi dan kekurangan empati sosial dapat berujung pada perundungan dan kekerasan, kita perlu lebih banyak kerjasama antarpihak untuk meredam intoleransi dan memajukan perdamaian melalui partisipasi anak muda secara bermakna. Hal ini penting, agar intoleransi dan kekerasan tidak terus menerus diserap dan diterapkan oleh generasi selanjutnya.” jelasnya.
Ia berharap, dengan adanya acara ini dapat menumbuhkan rasa aman. Sehingga, penghargaan terhadap nilai toleransi semakin baik dan dapat saling menguatkan seluruh kelompok masyarakat, terutama kelompok yang rentan.
Sebagai diketahui, acara ini dilakukan secara serentak di tiga provinsi yang ada di Indonesia, yakni di Jawa Timur tepatnya di Surabaya, Jawa Barat berada di Bandung dan Sulawesi Selatan berlokasi di Makkasar.
Dalam acara ini, ada sebanyak 60 karya seni berupa instalasi, lukisan, kolase, hingga drama pementasan yang dibuat oleh siswa SMA atau MA dari tiga provinsi tersebut. Acara ini sudah terselenggara sejak Januari 2022.(ris/dfn)